Translate Element

Kamis, 31 Desember 2009

Rangkaian Pemancar AM

Untuk pemancar AM ini berdaya lumayan besar,menggunakan penala ceramic resonator 3,587 mhz,dan dijual juga filter resonator dengan nilai 5,5 mhz,7,7 mhz dan 10,7 mhz.Jarak jangkauan pemancar ini kira-kira 2-4 km. prinsip kerja rangkaian ini adalah:filter resonator/ceramic filter membangkitkan frekuensi sebesar nilai dari filter resonator tsb. frekuensi ini diperkuat oleh transisitor t1.frekuensi ini bisa berubah sehingga dpperlukan c7 sebagai pengatur/penempatan. sinyal suara ditumpangkan lewat audio transformer.frekuensi yang terbangkitkan oleh filter resonator dan t1 diumpankan kepenguat selanjutnya untuk diperkuat sehingga mencapai daya yang diinginkan untuk dioper ke antena. t2 sebagai bufer dan t3 sebagai final power amp.silahkan mencoba!!!!

Sabtu, 26 Desember 2009

Rabu, 23 Desember 2009

Selasa, 15 Desember 2009


Cara B.

Dari uji coba kami dan beberapa laporan yang kami terima dari pengguna produk AIRCOM ternyata cara A. menyebabkan ExTRALOCK tidak bisa lock di frekuensi >102MHz. Solusinya gunakan Cara B. Sejak Nov 2009 nilai standar dari ExTRALOCK menggunakan nilai komponen yang tertera pada gambar di samping.

Ganti resistor 100k dengan 47k. Lalu ganti resistor 47k dengan 1M. Capacitor 10pF tidak perlu diganti. Modulasi dari ExTRALOCK akan menjadi lebih lantang/keras dan tetap bisa lock di 108MHz (dengan catatan lilitan harus direnggangkan)

Selamat mencoba....

Modivikasi extralock


Cara A.

Ganti resistor 100k dengan 2k2. Ganti 10pF dengan 15pF. Modulasi dari ExTRALOCK akan menjadi lebih lantang/keras.

Selamat mencoba....

Selasa, 08 Desember 2009

Selasa, 24 November 2009

Minggu, 22 November 2009

Kamis, 29 Oktober 2009

Rabu, 28 Oktober 2009

Stereo Compressor/limiter/clipper for FM Broadcasting

Stereo Compressor/limiter/clipper for FM Broadcasting



Karakteristik:

  1. tegangan: 9-12V / 30ma
  2. Output tegangan: linear adjustable 0-3.5 V p-p (0-1.2 V rms)
  3. Lower cut-off frequency (3 dB): input: 25 Hz, output: <2>
  4. Upper cut-off frequency (3 dB): 14.5 kHz
  5. Min. input voltage: 0.6 V p-p (0.2 V rms)
  6. Input impedance: 5000 ohm
  7. Output impedance: 500 ohm
  8. Signal-to-noise ratio: >70 dB

Skema:

Part list:

Left channel:

R1, R3 - 10k
R2 - 1k
R4, R5 - 1M

R6 - 18k
R7, R8, R15-R17, R19 - 33k

R9 - 1M5
R10, R12, R14, R18 - 470R
R11 - 270R
R20, R23, R25 - trimmer 5k
R21 - trimmer 5M
R22 - trimmer 1k

R24 - trimmer 500R

C1 - 4n7 (EU) or 6n8 (USA), plastic
C2 - 470n plastic
C3 - 4n7 plastic

C4 - 330n plastic
C5, C7, C8, C12 - 10n ceramic
C6 - 22n ceramic
C9 - 330p ceramic
C10 - 470p ceramic
C11 - 82p ceramic

C13 - 10u/25V tantalum
C14 - 470u/25V electrolytic

C15, C16 - 220u/10V electrolytic

U1 - TLC272
Q1 - BC557B
Q2 - BF245C

D1, D2 - Red!!! LED diode 5 mm, medium luminance (eg. 200 mcd)
J2 - jumper

Right channel:

R1, R3 - 10k
R2 - 1k
R4, R5 - 1M

R6 - 18k
R8, R15-R17, R19 - 33k

R9 - 1M5
R10, R12, R14, R18 - 470R
R11 - 270R
R20, R23, R25 - trimmer 5k
R22 - trimmer 1k
R24 - trimmer 500R

C1 - 4n7 (EU) or 6n8 (USA), plastic
C2 - 470n plastic
C3 - 4n7 plastic

C4 - 330n plastic
C6 - 22n ceramic
C7, C8, C12 - 10n ceramic
C9 - 330p ceramic

C10 - 470p ceramic
C11 - 82p ceramic
C14 - 470u/25V electrolytic

C15, C16 - 220u/10V electrolytic

U1 - TLC272
U2 - 78L05
Q1 - BC557B
Q2 - BF245C

D1, D2 - Red!!! LED diode 5 mm, medium luminance (eg. 200 mcd)
J2 - jumper

Tips:
Langkah-langkah berikut direkomendasikan untuk versi stereo:
1. Jika Anda memiliki kemungkinan untuk mengukur gain arus statis dari transistor (h21e), menemukan sepasang Q1's dengan h21e serupa dari sekitar 5-10 potong.

2. Tempat sementara 3-pin soket IC sepotong bukan Q2's. Menetapkan tingkat input yang sama nilai untuk kedua saluran. Menemukan sepasang Q2's dari sekitar 5-10 buah yang menghasilkan tingkat output yang sama pada kedua saluran (Anda dapat mengikuti pencahayaan LED jika kliping diatur). Kemudian lepaskan soket dan solder yang P2 itu ditemukan

PCB:

Tata letak komponen:

Kamis, 15 Oktober 2009

Power Supply +13.8V 5A with LM338



R1=270R 1/4W 2%
C4-5=10uF 25V
T1=220Vac/15VAC – 8A Mains Transformer
TR1=4k7 (Multiturn)
D1-2=1N4002 (1A/100V)
S1=2 Pole Single Throw Mains Switch
C1=10000uF 40V
C2-3=100 nF 100V Polyester
B1=25A Bridge Rectifier
F1=250mA Fuse
IC1= LM338

Senin, 12 Oktober 2009

tx 12W

Pemancar FM yang sudah jadi

Rangkaian Pemancar FM 12W

Kebutuhan tegangan 12V/5A. Antena dapat memakai 1/2 dipole, ground plane, atau lainnya dengan kabel merek Belden impendans 50 ohm.Untuk pendingin transistor C1971 PCB dilubangi sehingga transistor langung di mounting ke box atau pendingin. Bodi transistor C1971 adalah emitor yang berhubungan dengan ground.

Pemancar FM 12W Modivikasi Saturn S-083

Pemancar FM 12 Watt

Pemancar FM yang dibahas pada artikel ini adalah modifikasi dari rangkaian Pemancar FM yang ada di pasaran (tipe S-083 dari Saturn). Rangkaian S-083 hanya menghasilkan daya kurang lebih 1 Watt. Dengan sedikit modifikasi, penyederhanaan dan penambahan booster akan didapatkan daya akhir 12 Watt. Rangkaian S-083 terdiri atas 3 bagian, yaknik bagian osilator, Penyangga tingkat pertama (Buffer 1) dan Penyangga tingkat kedua (buffer 2), lihat di Gambar 4 (Komponen yang diberi tanda * adalah bagian yang dimodifikasi )..

Setelah dicoba, osilator S-083 hasilnya cukup memuaskan, selain stabil osilator tersebut menghasilkan sinyal yang kuat. Karena itu bagian osilator dipakai tanpa modifikasi. Transistor di Tingkat penyangga pertama (Buffer 1) yang semula menggunakan C2053, diganti dengan transistor C930, tipe dengan harga yang jauh lebih murah dan mudah diperoleh dipasaran. Untuk keperluan itu nilai R6 diganti menjadi 10K, untuk memberi bias yang sesuai bagi transistor C930.

Kapasitor 33pF pada kaki kolektor transistor penyangga diganti dengan trimmer C8 bernilai 5-60pF untuk mempermudah penalaan. Transistor di Tingkat penyangga kedua (Buffer 2) yang semula C710 diganti pula dengan C930, dan kapastor pada kolektornya juga diganti dengan trimmer C11 bernilai 5-60 pF. Pada keluaran tingkat kedua diberi tambahan induktor dan kapasitor yang berfungsi sebagai penyesuai impedansi, sehingga Impedansi keluaran dari penyangga tingkat akhir yang kurang lebih 380 Ohm dirubah menjadi 50 Ohm.

Skema rangkaian Exciter

Saat merakit sebaiknya jangan tergesa-gesa dengan mengerjakan langsung secara keseluruhan, tapi kerjakan tiap bagian agar adanya kesalahan dapat diketahui lebih awal.

Bagian pertama yang dikerjakan adalah osilator, setelah selesai dirakit dapat langsung dicoba, dengan cara menyalakan radio FM pada gelombang yang kosong dan atur volume radio sehingga suara desis terdengar jelas (akan lebih mudah jika dipakai radio yang mempunyai indikator tuning). Putar inti dari koker (L1) kekanan sampai maksimal. (Dengan memutar koker kekanan frekuensi yang dihasilkan osilator makin rendah.) Ny

alakan pemancar FM, putar inti koker kekiri sampai desis pada radio FM hilang atau sampai indikator tuning menyala. Jika didapatkan sinyal yang kuat dan stabil, osilator dari pemancar ini telah bekerja dengan baik.

Bagian selanjutnya dapat mulai dirakit, setelah selesai dirakit, hubungkan rangkaian exciter (Gambar 4) seperti diagram Gambar 5. Nyalakan catu daya dan putar kedua trimmer (C8 dan C11) pada penyangga secara bergantian sampai didapatkan daya paling besar dan SWR paling kecil. Kalau rangkaian exciter bekerja dengan baik, akan didapatkan daya kurang lebih 0,25 Watt.

Sampai tahap ini exciter sudah siap pakai. Untuk mendapatkan daya yang lebih besar lagi dapat dapat ditambahkan rangkaian booster 12 Watt, sehingga akan jarak jangkauan pancaran meningkat sampai 7 kali lipat.



Skema rangkaian booster

Rangkaian booster 12 Watt pada Gambar 6, terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing bekerja pada kelas C, masomg-masing input dan output penguat transistor ini diberi rangkaian penyesuai impedansi.

Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini mempunyai penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W seharusnya bisa dihasilkan daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan tingkat pertama ini hanya menghasilkan daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network.

Penguatan tingkat kedua memakai transistor C1971. Rangkaian Penguat ini mempunyai penguatan daya 10dB (10 kali). Sehingga daya dari tingkat pertama yang 1,75 W bisa diperkuat menjadi 17,5 W. Pada kenyataannya daya dari penguatan tin

gkat kedua hanya mencapai 12,5 Watt. Hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network dan keterbatasan dari transistor C1971.

Karena panas yang dihasilkan kedua transistor cukup besar maka jangan lupa memasang pendinginan yang cukup.

Setelah booster selesai dirangkai selanjutnya booster dapat dicoba dan ditala, dengan merangkai exciter, booster, SWR & Power Meter dan Dummy Load seperti Gambar 7. Sebelum catu daya dinyalakan, semua trimmer pada booster diputar pada posisi tengah. Pastikan catu daya yang dipakai dapat memberikan arus lebih dari 3 Ampere. A

mati power meter. Power meter seharusnya menunjukkan daya beberapa watt. Putar trimmer pada booster dimulai dari bagian input sampai didapatkan daya paling besar. Ulangi beberapa kali. Seharusnya akan didapatkan daya sampai 12W.

Dari pengukuran didapatkan kebutuhan arus adalah 2,2 Ampere dan daya maksimal yang dapat dicapai adalah 12,5 Watt. Daya yang terlalu besar tentu saja akan memperpendek umur transistor tingkat akhir. Untuk itu disarankan untuk menurunkan daya keluaran dengan menurunkan tegangan supply menjadi 12 Volt.