Kerusuhan bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang terjadi di Kota Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah terus melebar. Aksi serupa ditiru warga di Kecamatan Mentaya Hilir. Warga lokal membakar puluhan rumah warga pendatang dari etnis tertentu sebagai balas dendam, Selasa (20/2) malam.
Penduduk juga mengusir seluruh warga pendatang dari etnis tertentu di Kuala Kuayan, Ibu Kota Kecamatan Mentaya Hilir. Akibatnya, kurang lebih 110 warga pendatang mengungsi ke Gedung Serbaguna setempat untuk menghindari amukan warga lokal. Sementara itu, Senin malam, tidak kurang dari 50 warga pendatang yang terpaksa mengungsi telah memasuki Kota Palangkaraya dan menuju Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Hingga Selasa malam, suasana Kuala Kuayan masih tegang. Puluhan pasukan keamanan yang ada di Kota Sampit diberangkatkan ke sana.
Keadaan yang sama juga terjadi di Kota Sampit. Kondisi Kota Sampit kian mencekam karena ratusan penduduk lokal yang berasal dari daerah Katingan dan Saruyan, Kotawaringin Timur, berhasil memasuki lokasi kerusuhan. Sebagian besar jalan yang sebelumnya diduduki kelompok warga pendatang dari etnis tertentu direbut penduduk lokal.(TNA/Ririen Binti) (kutip dari liputan6.com)
Penduduk juga mengusir seluruh warga pendatang dari etnis tertentu di Kuala Kuayan, Ibu Kota Kecamatan Mentaya Hilir. Akibatnya, kurang lebih 110 warga pendatang mengungsi ke Gedung Serbaguna setempat untuk menghindari amukan warga lokal. Sementara itu, Senin malam, tidak kurang dari 50 warga pendatang yang terpaksa mengungsi telah memasuki Kota Palangkaraya dan menuju Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Hingga Selasa malam, suasana Kuala Kuayan masih tegang. Puluhan pasukan keamanan yang ada di Kota Sampit diberangkatkan ke sana.
Keadaan yang sama juga terjadi di Kota Sampit. Kondisi Kota Sampit kian mencekam karena ratusan penduduk lokal yang berasal dari daerah Katingan dan Saruyan, Kotawaringin Timur, berhasil memasuki lokasi kerusuhan. Sebagian besar jalan yang sebelumnya diduduki kelompok warga pendatang dari etnis tertentu direbut penduduk lokal.(TNA/Ririen Binti) (kutip dari liputan6.com)
Riots nuanced ethnicity, religion, race, and the Intergroup, which occurred in the town ofSampit, Kotawaringin East, Central Kalimantan continues to widen. Replicated similaraction in the District Mentaya Downstream residents. Local residents set fire to dozens of houses of a certain ethnic immigrant population as a revenge on Tuesday (20 / 2) night.
Residents also expel all migrants from certain ethnic Kuala Kuayan, Capital District HilirMentaya. As a result, approximately 110 immigrant population fled to the localMultipurpose Building to avoid the wrath of local residents. Meanwhile, late Monday, nofewer than 50 residents displaced migrants had entered the city and to the city ofPalangkaraya Banjarmasin, South Kalimantan. Until Tuesday night, the atmospherewas still tense Kuala Kuayan. Dozens of security forces in the city of Sampit dispatchedto it.
The same situation also occurred in the city of Sampit. Condition of the City Sampitincreasingly tense as hundreds of local residents who come from areas Katingan andSaruyan, East Kotawaringin, managed to enter the location of the riots. Most of theroads that were previously occupied by groups of migrants from certain ethnicdispossessed local inhabitants. (TNA / Ririen Bint) (quotation from liputan6.com)